Selasa, 17 Januari 2012

Cermin Refleksi Diri itu Adalah Janet

Setiap hari senin-jumat, adalah waktu dimana saya mencoba dan berusaha untuk tepat waktu pulang. Alasan utama hanya satu, untuk komitmen berada di rumah sekitar jam6 dan bermain bersama anak saya, Janet Puspa Naulita Christabel.

Komitmen boleh berjalan cukup baik, tapi ternyata itu saja tidak cukup. Harus memiliki hati dan kesebaran yang luar biasa. Mengapa? saat penat dikantor, saya langsung terkena penat di jalan, dan sampai rumah saya disambut dengan senyum dan wajah ceria anak. Tapi waktu tidak selalu bersahabat, ada kalanya kelelahan itu membuat saya sulit berdamai dengan keadaan. Keadaan dimana Janet amat sangat mencari perhatian dan berulah yang sebenarnya bukan hal aneh dan menjengkelkan tapi kembali lagi karena hati sedang tidak berdamai dengan kelelahan dan akhirnya pun saya sering kali mengomel.

Hingga satu waktu, saya sedang mencari dokumen penting dan pasti ditemani Janet cantik. Sibuk saya mencari, Janet pun sibuk membongkar file dokumen penting kami. Marah...ingin rasanya, tapi saya selalu mencoba hanya untuk mengomel dengan nada tinggi. Itu artinya marah juga bukan? xixixixi

Dan inilah cermin refleksi diri saya melalui Janet...dengan santai dan sambil menatap mata saya,Janet mengatakan, "bu, jangan marah-marah, gak sopan"

DENG...langsung saja saya terdiam dan hampir menangis. Tuhan, malaikat kecil ini sungguh lah sempurna. Langsung saja meminta maaf dan memeluknya. Terimakasih, Tolong dan Maaf memang sudah saya terapkan sejak ia satu tahuh. Karena itulah modal dasar Janet di kehidupan kelak.

Selanjutnya...saat saya kesal dan jengkel dengan gaya dan ulahnya di saat kepala pusing, biasa saya akan mengancam, "ibu kerja lagi ya" dan dengan menangis ia memeluk saya, kalau saya kers tidak mau meletakkan tangan saya di badannya, ia akan berkata, "bu, peluk Janet". sambil meminta maaf ia meraih tangan saya untuk berada di pundaknya.

Tuhan, sebagai manusia dan khususnya saya sebagai ibu bukan pekerjaan sulit. Tapi menyiapkan hati untuk menjadi lebih bijak dan mau menerima cermin refleksi diri itu dari anak saya sendiri. Maafkan ibu ya Janet dan terimakasih sudah menjadi cermin bagi ibu. Love u Janet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar